Selamat datang di KnK Land. Mari menguasai dunia bersama kami. Disini kalian bisa menemukan ratusan postingan berbahaya dari penulis-penulis kami. Selamat menikmati situs yang hidup ini.




Tuesday, May 3, 2022

Aku Kira Hanya Aku

Jika Pamulang kau ingat sebagai aku, maka aku mengingatmu sebagai semua tempat, semua rumah, semua kedai kopi, dan semua jalan yang aku lalui.


Aku kira hanya aku yang mengingatmu.
Aku kira hanya aku yang rindu padamu.
Aku kira hanya aku yang menantikanmu.
Aku kira hanya aku
Aku mengira
Hanya aku


Sejak kedatanganku dua puluh dua hari yang lalu di daerah yang aku sendiri bingung kenapa aku bisa memilih tempat ini. Tempat yang cukup jauh dari ingar bingar pasar, cukup jauh dari serapah-serapah perkotaan, cukup jauh dari lantunan musik lazim yang aku dengar di sela-sela gang rumah teman. Merangkak mengais kenyamanan, bertatih-tatih menyesuaikan keadaan, memohon-mohon untuk tidak melakukan banyak kesalahan awal.


Dari arah sini, semuanya tampak asing dan beda. Aku mengamatinya dengan seksama dalam tempo selambat-lambatnya. Bertanya perihal arti, mencoba perihal lafal, dan menguji perihal sakit. Percakapan yang berseliweran seringkali tak aku pahami. Aku kembali menjadi awam dan pendiam. Sekadar mengikuti alur tanpa sedikitpun mencoba memutus alirnya. Sedia wajah ramah kepada semua orang yang aku temui.
________________

Sumber: Google

Menyenangkan sekali jika di daerah entah berantah ini aku bisa melihatmu. Memberimu sedikit saran tentang bagaimana memimpin rapat organisasi yang seru. Meledek seluruh tindak tandukmu juga pasti amat seru. Ah, benar saja aku selalu mengingatmu. Entah berapa banyak orang awam yang menanyaiku soal hubungan, aku tak cukup tertarik menjawabnya. Jawabanku biasanya simpel, "Sudah enam tahun aku sendiri." Aneh, lalu orang-orang itu memberondongku dengan pertanyaan yang semakin nyeleneh. Tamengku satu, "Aku mencintai seseorang yang aku sendiri tidak pernah tau perasaannya untukku, aku mencintai seseorang yang aku sendiri tidak tahu apa yang sedang ia kerjakan, aku mencintainya seperti cintanya Qois ke Layla walaupun aku ragu untuk bisa sampai di tahap tersebut. Aku mencintai seseorang yang sering membuatku lupa keindahan orang-orang yang ku temui, aku mencintainya entah sampai kapan."


Malam tadi aku kesulitan tidur, akan ada hal penting yang akan aku lakukan sore hari ini. Aku menulis tulisan ini biar kau tau, aku masih menjadikanmu alasan semangat seluruh kegiatanku. Entah di sana kau turut mendoakan kelancaranku atau tidak, aku tidak peduli. Jujur, senang rasanya bisa di tahap ini, meskipun seringkali aku merasa kesepian menjalaninya. Ketidakmampuanku untuk bercerita ke orang lain tentang apa-apa saja yang aku jalani. Sejujurnya aku sangat ini bercerita banyak kepadamu, aku ingin kau menjadi orang pertama yang tau tentang prosesku. Sayang, aku tak cukup mampu melakukannya. Di daerah entah berantah ini, ada bagian dari diriku yang tidak baik-baik saja. Aku bahkan sering tidak tau apa yang harus aku kerjakan semalaman penuh. Sesedih itu kedengarannya memang.


Tepat sebelum aku melakukan hal penting sore ini, aku putuskan untuk memutar lagu favoritmu tahun kemarin. Lagu yang sangat mungkin menggambarkan keadaanmu, keadaan ketika kau menyukai seseorang tetapi seseorang itu pergi meninggalkanmu, keadaan yang memaksamu pergi menuju jalan-jalan baru di luar sana, keadaan di mana teman-temanmu sudah mulai muak dengan ceritamu dan sikapmu. Mungkin, aku hanya mengira soalnya. Aku pun mulai terbiasa mendengarkan lagu tersebut di manapun aku berada. Pikirku, dengan diputarnya lagu tersebut akan menghadirkan dirimu dalam setiap kegiatanku; memberiku semangat aneh, membantuku dalam menimbang pilihan yang sulit, dan memberitahu apa yang tidak harus aku kerjakan. Cara itu terbukti manjur dalam beberapa kesempatan, beberapa yang lain gagal karena aku terlalu hanyut dalam lagu dan engkau di sampingku.


Lalu, bagaimana kabarmu di sana? Semoga baik-baik saja. Aku ingin meminta satu saran untuk kegiatanku sore ini, baiknya aku pakai baju apa? Flanel atau kemeja? Atau kaus polos saja? Agar dianggap memiliki pembawaan yang santai dan sederhana. Mungkin kemeja saja biar terlihat agak formal sedikit walaupun nanti meracau ke mana-mana. Terima kasih atas sarannya, sangat membantu, sungguh.
_________________


Sering-seringlah unggah kegiatanmu biar aku turut senang di sini. Pamer pacar atau teman dekatmu juga tak apa, aku kadang menunggu momen tersebut, entah aku kuat atau tidak tetapi aku sangat ingin merasakannya. Soal sakit atau kuat itu urusan nanti, kalau aku kuat berarti valid apa yang aku anggap cinta selama ini, kalau ternyata aku sedih, kecewa, atau marah mungkin aku belum jadi apa-apa. Beritahuku tentang sejauh mana kau mencari seseorang yang kau anggap paling pas bersamamu, aku ingin menyemangatimu dan pasanganmu.
_________________


Kalau kau mau tau, sore tadi acaranya cukup lancar. Beberapa kali aku lupa ingin bicara apa, kesulitan untuk mengatakan beberapa kata tetapi secara keseluruhan aku cukup puas dengan hasil tadi. Kau ikut senang, bukan? Senang saja sudah, akupun senang melihatmu jalan-jalan di akhir pekan bersama kawanmu. Cerita berkalamu lebih dari sekadar foto atau video berdurasi 14 detik, semacam pengingat dan tanda bahwa kau sedang bahagia di tempat kau berada. Tebar senyumanmu sebisa mungkin di manapun, beritahu sekitarmu jika kau adalah orang yang paling bahagia. Perihal sakit dan sunyi yang akan kau rasakan selepas pulang, bagiku itu hukum alam untuk orang-orang seperti kita, periang namun sepi ketika pulang.


Aku sudah menjadi lebih kuat dari yang kau kira, mungkin. Aku sudah mulai lihai memanipulasi pandangan orang-orang tentangku. Mendengarkan cerita sedih orang-orang di sini: Bercerita betapa susahnya mencari sosok ideal, berbagi kisah pilu bagaimana ditolak berkali-kali, meluapkan frustrasi dan emosi karena gagal mengungkapkan rasa. Tragis, bagiku. Saranku, bersikap realistis saja, terdengar menyakitkan tetapi mau bagaimana lagi, kalian bercerita kepada orang yang salah. Lelaki yang kurang usaha dan meninggalkan begitu saja wanita yang cukup mengerti keadaanya. Apa yang kalian harapkan dariku? Kata-kata mutiara, kah? Atau kalimat penuh semangat yang membuat kalian kembali hidup dan bergairah? Tidak, jangan harapkan itu semua, aku hanya bisa berkata, "Tulislah apa yang kau rasakan dan berikan kepadanya pada suatu hari, semua orang suka membaca tulisan yang ditujukan untuknya, termasuk tulisan dari seseorang yang ia tidak tertarik sekalipun. Jadi percayalah, tulisan yang kalian buat akan jauh lebih tinggi nilainya daripada apa yang kalian lakukan selama ini yang tak pernah juga dihiraukan olehnya."


Biarkan saja perasaanmu terpupuk dan terpendam, ssuatu saat hal tersebut juga akan meledak mengagetkannya. Memberinya sentilan-sentilan kecil, memaksanya menahan haru, dan berkontemplasi setelahnya. Menarik untuk dicoba, bukan? Aku sudah melakukannya selama enam tahun belakangan, kesehatan mentalku masih cukup baik begitupun pandangan orang lain tentangku. Sepi yang teramat sangat membentukku menjadi seperti sekarang ini, kepercayaan kepadamu membuat diriku menjadi pejuang terkuat di manapun aku berada.
______________


Lagi-lagi aku berhasil melewatkan tantangan ini bersamamu. Aku kira hanya aku yang berjuang, ternyata doa dan lagu-lagumu sahut-menyahut menyemangatiku. Aku kira hanya aku yang terasing, ternyata senyuman di cerita berkalamu membuat keadaannya ramai dan hidup. Aku kira hanya aku yang tersesat pada jalan gelap, ternyata candaan-candaamu dengan adikmu yang sering tidak jelas dan lucu itu membuatku terbiasa melihat di kondisi gelap. Aku kira kau harus membaca tulisan yang tidak akan ku unggah di cerita berkalaku, cerita ini untukmu sekaligus untukku yang sedang baik-baik saja di tempat entah berantah ini. Terakhir, kalau kau mau tahu, rasaku kepada kau masih sama seperti dulu.


Aku kira hanya aku yang ingin bercerita
Aku kira hanya aku yang ingin menjangkau
Aku kira hanya aku yang ingin bahagia
Ternyata kau juga ingin
Saka dan semesta yang tak memberikan izin.


Aku kira hanya aku
Mungkin kau kira hanya kau
Aku kira aku masih cinta kau
Aku kira kau tidak seperti ku
bukan begitu?



Raihan Immadu

Semarang, 1 Maret 2022

Selamat membaca

Semoga dirimu bahagia 

1 comment: