Selamat datang di KnK Land. Mari menguasai dunia bersama kami. Disini kalian bisa menemukan ratusan postingan berbahaya dari penulis-penulis kami. Selamat menikmati situs yang hidup ini.




Tuesday, February 5, 2019

Kenapa Air Terasa Basah?

Ini cuma pemanis. 
Hai. Ini kontribusi pertamaku di blog ini, setelah beberapa lama cuma jadi pembaca. Salam kenal ya, kakak-kakak^^ (Merasa masih kecil, haha)

Di tulisan perdana ini, aku dapat inspirasi dari pertanyaan seorang temen. Temennya aku paksa dulu buat nanya, hehe. Tapi gapapa aku maksanya gak kejam, kok. Supaya pertanyaannya gak sia-sia, jadi ayo cus bahas.

Hmm. Terkadang, hal-hal yang lebih dekat dengan kita justru memberikan pertanyaan yang lebih rumit. Misalnya saja tentang benda satu ini yang katanya merupakan 60-70% penyusun massa tubuh kita, benda yang juga mengisi seluruh samudra di permukaan bumi, yang menurut penelitian ternyata usianya lebih tua dari pembentukan matahari. Yap, benda ini akrab kita sebut sebagai air. 

Bahkan sejak masih berada dalam kandungan, kita sudah berhubungan dengan air. Setiap kita mandi pun pasti kita melakukan kontak dengan si air ini. Lalu apa yang kita rasakan saat bersentuhan dengan air? Bukan, bukan rasa cinta. Mentang-mentang ini bulan Februari, huh. Saat bersentuhan dengan air, yang kita rasakan adalah basah. 

Tapi.. kenapa air terasa basah?

Bukan hanya air sebenarnya, kita merasa basah ketika kita bersentuhan dengan sesuatu yang basah (berair). Meski terlihat sederhana, perasaan bahwa ada sesuatu yang basah itu keren, loh, karena kulit kita ternyata tidak memiliki reseptor basah. 

Konsep basah, pada kenyataannya, mungkin lebih seperti ilusi persepsi dari otak atas rangsangan yang kita dapat. Para peneliti di Loughborough University dan Oxylane Research menyimpulkan bahwa persepsi basah terkait dengan kemampuan kita untuk merasakan suhu dingin dan sensasi sentuhan seperti tekanan ataupun tekstur.

Penelitian tersebut melibatkan 13 mahasiswa sebagai partisipan untuk dilakukan tes pada kulit berambut di lengan mereka dan kulit telanjang (tanpa rambut) di ujung jari.

Hasil penilitian menunjukkan basah lebih mudah dirasakan pada suhu yang lebih dingin. Selain itu didapatkan pula hasil yang menunjukkan ketika saraf tersumbat oleh benjolan tekanan darah, kita menjadi kurang sensitif. Rambut kulit juga sepertinya memainkan peran, ujung jari tampak kurang sensitif terhadap basah dibandingkan kulit yang berambut.

Jadi, apa yang kita rasakan sebagai basah itu sebenarnya hanya perpaduan dari suhu dan sensasi sentuhan seperti yang telah disebutkan. Otak menyimpulkan rangsangan-rangsangan tersebut sebagai basah, karena kita telah diajarkan begitu sejak pertama kali kita merasakannya. Andai waktu kecil kita tidak diajarkan bahwa zat cair itu basah, maka kita tidak akan menganggap zat cair lah yang dapat membuat kita basah.

Nah, bagaimana? Sudah mengerti apa itu basah yang sebenarnya?

3 comments: