Selamat datang di KnK Land. Mari menguasai dunia bersama kami. Disini kalian bisa menemukan ratusan postingan berbahaya dari penulis-penulis kami. Selamat menikmati situs yang hidup ini.




Showing posts with label Novel. Show all posts
Showing posts with label Novel. Show all posts

Tuesday, April 6, 2021

Download Ebook Senja & Pagi by Alffy Rev, Linka Angelia

 


Berbicara tentang saya mirip dengan kegelapan yang telah bersembunyi untuk waktu yang lama, bertanya
Sampai Anda hadir seperti besok.

Wednesday, November 7, 2018

Start Point - Chapter 24 : 240 (TAMAT?)

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Yak, akhirnya kita sampai ke titik ini, yaitu chapter terakhir?. Kemungkinan ini adalah terakhir kalinya gw bakal nulis novel ini dalam sudut pandang yang gak jelas ini. Jadi mulai minggu depan gw bakal hiatus dulu.

Dan juga, chapter kali ini super panjang.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Start Point

Aku mencoba berdiri dengan berpegangan pada tembok di belakangku. Aku berjalan melewati Seno tanpa berkata apa-apa. Saat merasa sudah cukup kuat, aku mulai berlari menuju ke pintu keluar.
Sementara itu, Seno hanya terbaring. Dengan tiap organ tubuhnya yang perlahan demi perlahan mulai berubah menjadi butiran-butiran cahaya. Dia tatap plafon dihadapannya. Plafon berwarna putih yang penuh dengan lubang. Saat itu ia pejamkan kedua matanya. Entah apa yang saat itu ia pikirkan.

Wednesday, October 31, 2018

Start Point - Chapter 23 :E = mc2

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Kemungkinan minggu depan akan menjadi chapter terakhir dari novel ini (berakhir dengan ngegantung, karena gw mau me-remake novel ini dengan sudut pandang orang ke-3)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Start Point


Perlahan, Sindy membuka matanya. Dengan tubuh yang masih terasa agak lemas dan juga lelah, ia terbangun di ruangan itu. Sebuah ruangan dengan tembok yang berwarna putih bahkan lantainya juga berwarna putih. Hanya tembok putih yang ada di ruangan ini, sama sekali tidak ada jendela maupun mebel lainnya. Di plafonnya, terdapat sebuah ventilasi kecil. Bahkan ventilasi itu begitu kecil sampai-sampai seorang anak kecil saja takkan muat memasukinya. Di pojok ruangan, terdapat sebuah kamera pengawas yang dalam kondisi menyala. Nampak begitu jelas kalau mereka sedang mengawasi Sindy dan yang lainnya. Namun, ada satu hal yang begitu menarik perhatian Sindy. Suara benturan antara dua benda terus terdengar seiring berjalannya waktu. Terus terulang dan terus terulang tiada henti.

Tuesday, October 16, 2018

Start Point - Chapter 22 : Penyusupan

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Start Point

 Keesokan harinya.
Hujan masih dengan derasnya mengguyur kota. Airnya yang dingin terus berjatuhan dari langit kelabu yang gelap namun sejuk disaat yang bersamaan. Suara liran air yang deras begitu memekakkan telingaku. Suara yang berasal dari parit dipinggir jalan tersebut bercampur dengan suara tetesan air.

Tuesday, October 9, 2018

Start Point - Chapter 21 : Beruntung

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Sori minggu kemarin gak bisa update karena banyaknya kesibukan di RL. Chapter kali ini bakal menutupi plot hole yang tercipta di chapter-chapter awal. jadi, bacalah perlahan lahan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Start Point

Keesokan harinya.
Dua hari lagi adalah hari dimana Shadow Player berjanji untuk membunuh semua manusia yang ada di kota ini. Kondisi kota yang semakin sepi dan semakin sepi tiap harinya selalu membuatku merasa tak nyaman. Bahkan aku tak bisa melihat ada satupun orang dewasa yang melintas ataupun anak-anak yang bermain di jalan.

Wednesday, September 26, 2018

Start Point - Chapter 20 : Sebuah Pesan

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Waduh sori, telat update lagi wkwkwkwkwk.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Start Point


 

4 hari telah berlalu sejak saat itu. Aku terus mengurung diri di rumahku dan tak pernah keluar sekalipun. Tanpa tahu apa yang harus kulakukan.

Televisi terus menyala hampir 24 jam. Meski sudah 4 hari berlalu, tapi berita yang ditampilkan masihlah sama. Akibat dari pengumuman dari Shadow Player 5 hari yang lalu, terjadi demo hampir di seluruh kota. Bahkan di ibukotapun, terjadi demo yang menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini. Kericuhan hampir terjadi di mana-mana. Jalanan macet karena banyaknya pengungsi yang berusaha kabur dari kota tersebut. Bahkan, stasiun kereta dan transportasi lainnya penuh karena pengungsi.
Tentu saja, pemerintah takkan tinggal diam. 3 hari yang lalu, pemerintah telah mengirim pasukan khusus dari ERASER yang bertugas untuk mencari tempat persembunyian Shadow Player dan organisasinya. Namun, keputusan itu tak membuat kericuhan maupun demo mereda. Tuntutan dari masyarakan semakin meningkat tiap harinya.
Kota ini, sudah berakhir.

Tuesday, September 18, 2018

Start Point - Chapter 19 : Percuma Saja

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Sori telat updatenya wkwkwkkw, kemarin malah lupa.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Start Point


“Hei...”
“Dimo....”
“Dimo....!”
Aku terbangun dari lamunanku. Sambil berjongkok memegang sebuah ranting yang sebelumnya kugunakkan untuk menggambar di tanah. Saat kusadari, aku sedang berada di sebuah taman kecil yang dihiasi oleh pemandangan indah dari seluruh kota.  Akupun berdiri dan mendekati sebuah pagar yang terbuat dari kawat-kawat besi yang terikat. Dibalik kawat-kawat besi tersebut, terbentang pemandangan indah dari seluruh kota. Pemandangan yang dihiasi oleh langit jingga dengan sedikit ungu dan matahari yang mulai terbenam.
“Apa kau, suka novel...?”

Monday, September 10, 2018

Start Point - Chapter 18 : SALAHKU, SALAHKU, SALAHKU.... INI SEMUA SALAHKU!


Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Chapter ini adalah akhir dari Arc masa lalu Dimo.
Minggu depan kita akan memasuki final arc :)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Start Point


Sejak hari itu, aku mulai bekerja di toko roti milik Paman Tedi. Pekerjaannya tak bisa di bilang sulit, tapi juga tak bisa di bilang mudah. Tugasnya adalah menjaga toko sementara Paman Tedi pergi mengantar roti pesanan. Awalnya, aku bekerja sebagai kurir pengantar roti. Tapi karena aku mengidap amnesia, aku menjadi agak buta arah meski sudah di beri alamat.
Di hari pertama aku menjadi kurir, aku berangkat mengantar roti dan baru kembali ke toko saat sore harinya. Itu juga dengan pakaianku yang sedikit sobek dan kotor.
Karena itulah, Paman Tedi langsung berinisiatif untuk menjadikanku penjaga toko. Biasanya, aku menjaga toko ini bersama Kak Mutia. Setiap hari dia bekerja di toko ini demi mendapat uang tambahan. Dia jugalah yang biasanya melayani pelanggan sembari mengajariku caranya.
Namun entah mengapa, hari ini dia tidak datang.

Monday, September 3, 2018

Start Point - Chapter 17 : Roda Takdir

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Oke, udah cukup episode santainya. Sekarang balik lagi ke bagian seriusnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





Start Point


Pada akhirnya, aku gagal memberitahu Anita mengenai kondisi tubuhnya. Setelah mendengar impiannya, aku mulai merasa ragu untuk memberi tahunya dan memilih untuk diam. Setelah mendengar alasannya itu, aku merasa bertanggung jawab.
Beberapa hari kemudian.
Hari demi hari mulai berjalan seperti biasanya. Dan sekolah hari ini berlalu begitu cepat tanpa kusadari. Sesaat sebelum aku sempat pulang, lebih tepatnya di jam pelajaran terakhir, aku mendapat pesan dari Sindy yang memintaku untuk menemuinya di ruang kelas F sesaat setelah sepulang sekolah. 

Monday, August 20, 2018

Start Point - Chapter 16 : Selamat Tahun Baru

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Padahal baru bulan agustus, tapi malah udah tahun baru aja. Yah, anggep aja sekarang ini udah desember :v
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





Start Point




Keesokan harinya.
Anita akhirnya siuman. Dia begitu terkejut saat menyadari bahwa saat ini dia berada di rumah sakit. Saat itu pukul 4 sore, dan matahari sudah mulai memancarkan cahaya keemasan, walau hanya sedikit. Dia menatap sebuah jam dinding yang letaknya tepat di pertengahan kasurku dan kasurnya. Menyadari bahwa waktu sudah sore, diapun bangun dan hendak akan turun dari kasur, namun dia langsung mengurungkan niatnya setelah aku tiba-tiba membuka gorden yang  memisahkan kasur diantara kami berdua.

Monday, August 13, 2018

Start Point - Chapter 15 : Keputusanku

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Oke, mulai dari sini ceritanya bakalan serius. Jadi lebih baik bacanya pelan-pelan biar gak ada poin yang kelewat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Start Point


Dua hari kemudian.
Alarm berbunyi dengan kencang. Suaranya terdengar hingga diseluruh area sekolah. Suara yang memekakkan telinga dan membuat siapa saja yang mendengarnya menjadi panik. Suara yang takkan membawa kabar baik.
Ini adalah sistem pertahanan yang dibuat oleh tim ERASER yang terpasang hampir diseluruh sekolah di Indonesia. Alarm ini akan berbunyi jika ada satu atau lebih monster yang memasuki area sekolah. Disaat alarm ini berbunyi, maka data kedatangan monster akan terkirim ke markas pusat ERASER dan sebuah divisi akan dikirim untuk menumpas monster-monster tersebut sebelum hal yang tak diinginkan terjadi.

Monday, August 6, 2018

Start Point - Chapter 14 : Gadis Berambut Putih

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Hore, akhirnya vol.2 dari web novel ini dimulai juga. Mulai dari sini bakal ada banyak hal yang berhubungan dengan masa lalu Dimo, dengan kata lain vol.2 ini titik balik dimana Dimo bakal tau siapa dirinya ini.

Monday, July 30, 2018

Start Point - Chapter 13 : White (Vol.1 END)

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Yak, dengan begini, berakhir sudah vol.1 dari novel ini. Minggu depan vol. 2 chapter 1 akan dimulai.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Start Point


Sisa waktu : 2 menit 40 detik.
“Sial, padahal dia sudah terluka seperti itu, tapi kenapa dia kuat sekali.” Aku mencoba berdiri dengan bertumpu pada pedangku. Meski aku dan Kak Indra sudah mengerahkan segala yang kami bisa, kami tetap tak sanggup memberi luka yang fatal kepada Dent. Bahkan nampaknya anggota-anggota Divisi 6 dan 7 sudah kelelahan.

Monday, July 23, 2018

Start Point - Chapter 12 : Kecoa Terbang

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Oke akhirnya, 2 chapter akhir yang akan mengakhiri Part 1/Vol 1 novel ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point





“Kak Anna, bertahanlah!” Salah seorang menghampiri Mbak Anna dan memberinya penanganan medis. Dan yang satunya berdiri melindung Mbak Anna.
“Kau... berani-beraninya kau melakukan ini kepada Kak Anna” Dia mengangkat kedua tangannya dan mengarahkannya ke depan. Di depan telapak tangannya mulai keluar bola api yang perlahan semakin membesar. Bola api itu terus membesar dan terus membesar sampai ukurannya hampir memenuhi lorong.

Monday, July 16, 2018

Start Point - Chapter 11 : Raid


Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

Semakin dekat dengan akhir.
2 chapter lagi, Vol.1 dari novel ini bakalan tamat dan akan di lanjutkan di vol.2 nanti yang akan diberi judul Arc White.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point


Beberapa hari kemudian, persiapan untuk penyeranganpun selesai. Empat pasukan Divisi sudah dikerahkan untuk menyerang gedung les yang sudah tidak terpakai tersebut. Divisi 4 dan Divisi 5 bertugas untuk menyerang dari depan, sedangkan Divisi ke-7 dan ke-6 bertugas menyerang dari belakang.

Monday, July 9, 2018

Start Point - Chapter 10 : Alasan Dibalik Tindakan

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Yak, arc ini semakin mendekati akhirnya.
Sekitar 3 atau 4 chapter lagi, Vol.1 dari novel ini bakalan tamat dan akan di lanjutkan di vol.2 nanti yang akan diberi judul Arc White.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point


Dua hari kemudian.
Aku baru saja pulang sekolah dan hendak akan melepas seragamku lalu menggantinya dengan kaos yang biasa kukenakan. Disaat aku sedang merapihkan seragam pramukaku dan hendak akan menggantungnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. Dia terus mengetuk pintu rumahku sampai aku merespon dengan berkata “Ya, tunggu sebentar.”

Monday, July 2, 2018

Start Point - Chapter 9 : Dimo vs Dimo

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Oke, oke oke...
akhirnya arc panjang ini mencapai salah satu klimaksnya juga.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point



Characters and Story

Perlahan mulai muncul sebuah suara. Suara tersebut semakin jelas dan semakin jelas seiring berjalannya waktu. Dimo menghampiri sumber suara tersebut yang letaknya nampak dari samping gedung. Dia berpegangan ke pagar beton lalu menengok ke bawah. Kedua matanya langsung terbuka lebar, pelipis yang berwarna hitam itu menunjukkan rasa tidak percaya dan rasa terkejutnya. Tepat di hadapannya, ada aku. Aku meluncur kearahnya lalu mengambil pedangku dari dalam inventori “Leila!” Aku tancapkan pedangku ke pagar dan meraih pagar tersebut. Dengan gravitasi yang seakan menarik kakiku, aku memanjat pagar tersebut dan sampai ditempat yang selama ini kutuju.

Monday, June 25, 2018

Start Point - Chapter 8 : Teka-Teki

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point

Satu tahun sudah berlalu sejak saat itu dan dua bulan sudah berlalu sejak perilisan game Start Point keseluruh penjuru dunia
Aku berhenti di sebuah lampu merah. Menunggu saat dimana pejalan kaki diperbolehkan untuk menyebrang. Sepatuku yang sudah penuh dengan air mulai membuatku merasa tak nyaman. Suara dari mobil-mobil dan motor yang terus saja melintas menyatu dengan suara hujan.
Diseberang jalan, aku melihat ada seorang perempuan yang berpenampilan sangat mencolok. Dengan mantel tebal, masker, serta kacamata yang dia pakai membuatnya menjadi pusat perhatian. Diantara orang-orang yang berkumpul untuk menunggu lampu merah, dialah yang berpenampilan paling mencolok. Aku tahu siapa dia, tak lain dan tak bukan adalah Mbak Anna. Entah mengapa dia berpikir dengan penampilannya yang mencolok itu dapat membuatku tak menyadari keberadaannya. Kenapa dia tak belajar dari pengalaman sebelumnya?
Lampupun menjadi merah, kendaraan-kendaraan yang melintas mulai berhenti dan pejalan kaki mulai melangkahkan kakinya menyebrangi jalan. Kehadiran Mbak Anna membuatku mengurungkan niatku untuk menyebrang. Sementara pejalan kaki yang lainnya mulai menyebrang, aku berbelok dan mengambil jalan memutar. Melihat tingkahku, Mbak Anna langsung menyebrang berlari mengejarku.
Aku mempercepat langkahku—menyamakan kecepatanku dengan langkah kaki Mbak Anna. Aku tahu bahwa ini adalah salah satu kesepakatan dengan ERASER, tetapi entah mengapa aku mempunyai firasat buruk disaat aku melihat Mbak Anna. Aku terus berlari dan terus berlari, dengan sepatu yang basah dan nafas yang mulai terasa berat, kulangkahkan kedua kakiku menuju rumah. Namun, tiba-tiba aku tersandung sebuah batu. Akibatnya, payungku terlepas dari genggamanku dan aku terjatuh. 

Monday, June 18, 2018

Start Point - Chapter 7 : Perubahan Besar

Yak, akhirnya kita mencapai titik ini juga. Phase 2 dari novel Start Point, yaitu Arc Pararel. Salah satu arc paling panjang yan pernah saya buat.
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point


Satu tahun sudah berlalu sejak saat itu dan dua bulan sudah berlalu sejak perilisan game Start Point keseluruh penjuru dunia
Satu tahun sudah berlalu sejak saat itu dan dua bulan sudah berlalu sejak perilisan game Start Point keseluruh penjuru dunia. Game Start Point mendapat sambutan hangat dari pemain dan kritikus. Dengan gameplaynya yang unik dan memuaskan, game ini langsung menjadi salah satu game paling populer di seluruh dunia. Servernya yang lancar dan juga banyak membuat meledaknya jumlah pemain yang ada di dalam game. Bahkan, sudah beberapa minggu berlalu dan Start Point tetap menjadi topik hangat di media sosial. Bahkan saat di sekolah.
Ngomong-ngomong, sekarang aku, Zaki, Sindy, dan Leila sudah menjadi seorang murid SMA. Di kota ini, hanya terdapat tiga sekolah SMA sehingga membuat kami berempat lagi-lagi satu sekolah. Tapi berbeda dari sebelumnya, kali ini kami menjadi satu kelas.
Kembali ke topik utama, dengan kacamata khusus— tidak, dengan GFP atau Google For Player, aku bahkan bisa melihat banyak pemain dimana-mana. Bahkan aku bisa melihat salah satu dari mereka yang sedang bertarung di lapangan sekolah. Melawan seekor monster singa raksasa.
Tetapi itu bukanlah urusanku.

Monday, June 11, 2018

Start Point - Chapter 6 : Rasa Bersalah

Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Start Point

Untuk pembuka, kurasa aku akan memperkenalkan diri

Berhari-hari sudah berlalu, dan sejak saat itu, Sindy selalu menghindari kami. Tak peduli seberapa keras usaha kami untuk menemuinya, dia terus saja menghindar. Satu hari, kami bertemu di kantin sekolah, namun walau kupanggil dia, dia tak menghiraukanku dan berjalan melewatiku.
“Kurasa, aku harus menemuinya....” Leila merasa bahwa dialah alasan mengapa Sindy menghindar dari mereka. Dia memintaku dan Zaki untuk menemuinya dikelas sepulang sekolah “Luka yang dialamiku saat itu, terasa sangat nyata..... kurasa Sindy juga menyadari itu, dan juga, kurasa dia menyalahkan dirinya sendiri karena itu.” Aku menarik tas dan berdiri dari kursiku.
“Tidak. Kurasa, akulah yang harus menemuinya.”
“Tapi Di—”
“Lagipula, aku adalah teman satu timnya.” Aku tersenyum dan berjalan keluar kelas.
“Ba-baiklah, ka-kau bisa menemuinya. Biasanya, dia akan ada ditaman setiap hari minggu. Kau bisa menemuinya disana.”
***
Hari ini adalah hari minggu. Rumahku dekat dengan taman, kurasa ini adalah sebuah kebetulan yang menguntungkan untukku. Rumahku dan taman hanya dipisahkan oleh sebuah jalan raya, sehingga aku bisa melihat aktivitas yang terjadi ditaman hanya dari depan rumah. Aku berjalan keluar rumah, dan menengok ketaman yang sudah ramai akan pengunjung.