Showing posts with label Novel. Show all posts
Showing posts with label Novel. Show all posts
Tuesday, April 6, 2021
Wednesday, November 7, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Yak, akhirnya kita sampai ke titik ini, yaitu chapter terakhir?. Kemungkinan ini adalah terakhir kalinya gw bakal nulis novel ini dalam sudut pandang yang gak jelas ini. Jadi mulai minggu depan gw bakal hiatus dulu.
Dan juga, chapter kali ini super panjang.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yak, akhirnya kita sampai ke titik ini, yaitu chapter terakhir?. Kemungkinan ini adalah terakhir kalinya gw bakal nulis novel ini dalam sudut pandang yang gak jelas ini. Jadi mulai minggu depan gw bakal hiatus dulu.
Dan juga, chapter kali ini super panjang.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Aku mencoba
berdiri dengan berpegangan pada tembok di belakangku. Aku berjalan melewati
Seno tanpa berkata apa-apa. Saat merasa sudah cukup kuat, aku mulai berlari
menuju ke pintu keluar.
Sementara itu,
Seno hanya terbaring. Dengan tiap organ tubuhnya yang perlahan demi perlahan
mulai berubah menjadi butiran-butiran cahaya. Dia tatap plafon dihadapannya.
Plafon berwarna putih yang penuh dengan lubang. Saat itu ia pejamkan kedua
matanya. Entah apa yang saat itu ia pikirkan.
Wednesday, October 31, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Kemungkinan minggu depan akan menjadi chapter terakhir dari novel ini (berakhir dengan ngegantung, karena gw mau me-remake novel ini dengan sudut pandang orang ke-3)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kemungkinan minggu depan akan menjadi chapter terakhir dari novel ini (berakhir dengan ngegantung, karena gw mau me-remake novel ini dengan sudut pandang orang ke-3)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Perlahan, Sindy
membuka matanya. Dengan tubuh yang masih terasa agak lemas dan juga lelah, ia
terbangun di ruangan itu. Sebuah ruangan dengan tembok yang berwarna putih
bahkan lantainya juga berwarna putih. Hanya tembok putih yang ada di ruangan
ini, sama sekali tidak ada jendela maupun mebel lainnya. Di plafonnya, terdapat
sebuah ventilasi kecil. Bahkan ventilasi itu begitu kecil sampai-sampai seorang
anak kecil saja takkan muat memasukinya. Di pojok ruangan, terdapat sebuah
kamera pengawas yang dalam kondisi menyala. Nampak begitu jelas kalau mereka
sedang mengawasi Sindy dan yang lainnya. Namun, ada satu hal yang begitu
menarik perhatian Sindy. Suara benturan antara dua benda terus terdengar
seiring berjalannya waktu. Terus terulang dan terus terulang tiada henti.
Tuesday, October 16, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Keesokan
harinya.
Hujan masih
dengan derasnya mengguyur kota. Airnya yang dingin terus berjatuhan dari langit
kelabu yang gelap namun sejuk disaat yang bersamaan. Suara liran air yang deras
begitu memekakkan telingaku. Suara yang berasal dari parit dipinggir jalan
tersebut bercampur dengan suara tetesan air.
Tuesday, October 9, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Sori minggu kemarin gak bisa update karena banyaknya kesibukan di RL. Chapter kali ini bakal menutupi plot hole yang tercipta di chapter-chapter awal. jadi, bacalah perlahan lahan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sori minggu kemarin gak bisa update karena banyaknya kesibukan di RL. Chapter kali ini bakal menutupi plot hole yang tercipta di chapter-chapter awal. jadi, bacalah perlahan lahan.
Start Point
Keesokan
harinya.
Dua hari lagi
adalah hari dimana Shadow Player berjanji untuk membunuh semua manusia yang ada
di kota ini. Kondisi kota yang semakin sepi dan semakin sepi tiap harinya
selalu membuatku merasa tak nyaman. Bahkan aku tak bisa melihat ada satupun
orang dewasa yang melintas ataupun anak-anak yang bermain di jalan.
Wednesday, September 26, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Waduh sori, telat update lagi wkwkwkwkwk.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Waduh sori, telat update lagi wkwkwkwkwk.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point

4 hari telah
berlalu sejak saat itu. Aku terus mengurung diri di rumahku dan tak pernah
keluar sekalipun. Tanpa tahu apa yang harus kulakukan.
Televisi terus
menyala hampir 24 jam. Meski sudah 4 hari berlalu, tapi berita yang ditampilkan
masihlah sama. Akibat dari pengumuman dari Shadow Player 5 hari yang lalu,
terjadi demo hampir di seluruh kota. Bahkan di ibukotapun, terjadi demo yang
menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini. Kericuhan hampir
terjadi di mana-mana. Jalanan macet karena banyaknya pengungsi yang berusaha
kabur dari kota tersebut. Bahkan, stasiun kereta dan transportasi lainnya penuh
karena pengungsi.
Tentu saja,
pemerintah takkan tinggal diam. 3 hari yang lalu, pemerintah telah mengirim
pasukan khusus dari ERASER yang bertugas untuk mencari tempat persembunyian
Shadow Player dan organisasinya. Namun, keputusan itu tak membuat kericuhan
maupun demo mereda. Tuntutan dari masyarakan semakin meningkat tiap harinya.
Kota ini, sudah berakhir.
Tuesday, September 18, 2018
Sori telat updatenya wkwkwkkw, kemarin malah lupa.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
“Hei...”
“Dimo....”
“Dimo....!”
Aku terbangun
dari lamunanku. Sambil berjongkok memegang sebuah ranting yang sebelumnya
kugunakkan untuk menggambar di tanah. Saat kusadari, aku sedang berada di
sebuah taman kecil yang dihiasi oleh pemandangan indah dari seluruh kota. Akupun berdiri dan mendekati sebuah pagar yang
terbuat dari kawat-kawat besi yang terikat. Dibalik kawat-kawat besi tersebut,
terbentang pemandangan indah dari seluruh kota. Pemandangan yang dihiasi oleh
langit jingga dengan sedikit ungu dan matahari yang mulai terbenam.
“Apa kau, suka
novel...?”
Monday, September 10, 2018
Minggu depan kita akan memasuki final arc :)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Sejak hari itu,
aku mulai bekerja di toko roti milik Paman Tedi. Pekerjaannya tak bisa di
bilang sulit, tapi juga tak bisa di bilang mudah. Tugasnya adalah menjaga toko
sementara Paman Tedi pergi mengantar roti pesanan. Awalnya, aku bekerja sebagai
kurir pengantar roti. Tapi karena aku mengidap amnesia, aku menjadi agak buta
arah meski sudah di beri alamat.
Di hari pertama
aku menjadi kurir, aku berangkat mengantar roti dan baru kembali ke toko saat
sore harinya. Itu juga dengan pakaianku yang sedikit sobek dan kotor.
Karena itulah,
Paman Tedi langsung berinisiatif untuk menjadikanku penjaga toko. Biasanya, aku
menjaga toko ini bersama Kak Mutia. Setiap hari dia bekerja di toko ini demi
mendapat uang tambahan. Dia jugalah yang biasanya melayani pelanggan sembari
mengajariku caranya.
Namun entah
mengapa, hari ini dia tidak datang.
Monday, September 3, 2018
Oke, udah cukup episode santainya. Sekarang balik lagi ke bagian seriusnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Pada akhirnya,
aku gagal memberitahu Anita mengenai kondisi tubuhnya. Setelah mendengar impiannya,
aku mulai merasa ragu untuk memberi tahunya dan memilih untuk diam. Setelah
mendengar alasannya itu, aku merasa bertanggung jawab.
Beberapa hari
kemudian.
Hari demi hari mulai
berjalan seperti biasanya. Dan sekolah hari ini berlalu begitu cepat tanpa
kusadari. Sesaat sebelum aku sempat pulang, lebih tepatnya di jam pelajaran
terakhir, aku mendapat pesan dari Sindy yang memintaku untuk menemuinya di
ruang kelas F sesaat setelah sepulang sekolah.
Monday, August 20, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Padahal baru bulan agustus, tapi malah udah tahun baru aja. Yah, anggep aja sekarang ini udah desember :v
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Padahal baru bulan agustus, tapi malah udah tahun baru aja. Yah, anggep aja sekarang ini udah desember :v
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point

Keesokan
harinya.
Anita akhirnya
siuman. Dia begitu terkejut saat menyadari bahwa saat ini dia berada di rumah
sakit. Saat itu pukul 4 sore, dan matahari sudah mulai memancarkan cahaya
keemasan, walau hanya sedikit. Dia menatap sebuah jam dinding yang letaknya
tepat di pertengahan kasurku dan kasurnya. Menyadari bahwa waktu sudah sore,
diapun bangun dan hendak akan turun dari kasur, namun dia langsung mengurungkan
niatnya setelah aku tiba-tiba membuka gorden yang memisahkan kasur diantara kami berdua.
Monday, August 13, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Oke, mulai dari sini ceritanya bakalan serius. Jadi lebih baik bacanya pelan-pelan biar gak ada poin yang kelewat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oke, mulai dari sini ceritanya bakalan serius. Jadi lebih baik bacanya pelan-pelan biar gak ada poin yang kelewat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Dua hari
kemudian.
Alarm berbunyi
dengan kencang. Suaranya terdengar hingga diseluruh area sekolah. Suara yang
memekakkan telinga dan membuat siapa saja yang mendengarnya menjadi panik.
Suara yang takkan membawa kabar baik.
Ini adalah
sistem pertahanan yang dibuat oleh tim ERASER yang terpasang hampir diseluruh
sekolah di Indonesia. Alarm ini akan berbunyi jika ada satu atau lebih monster
yang memasuki area sekolah. Disaat alarm ini berbunyi, maka data kedatangan
monster akan terkirim ke markas pusat ERASER dan sebuah divisi akan dikirim
untuk menumpas monster-monster tersebut sebelum hal yang tak diinginkan
terjadi.
Monday, August 6, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Hore, akhirnya vol.2 dari web novel ini dimulai juga. Mulai dari sini bakal ada banyak hal yang berhubungan dengan masa lalu Dimo, dengan kata lain vol.2 ini titik balik dimana Dimo bakal tau siapa dirinya ini.
Monday, July 30, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Yak, dengan begini, berakhir sudah vol.1 dari novel ini. Minggu depan vol. 2 chapter 1 akan dimulai.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yak, dengan begini, berakhir sudah vol.1 dari novel ini. Minggu depan vol. 2 chapter 1 akan dimulai.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Sisa waktu : 2 menit 40 detik.
“Sial, padahal dia sudah terluka
seperti itu, tapi kenapa dia kuat sekali.” Aku mencoba berdiri dengan bertumpu
pada pedangku. Meski aku dan Kak Indra sudah mengerahkan segala yang kami bisa,
kami tetap tak sanggup memberi luka yang fatal kepada Dent. Bahkan nampaknya
anggota-anggota Divisi 6 dan 7 sudah kelelahan.
Monday, July 23, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Oke akhirnya, 2 chapter akhir yang akan mengakhiri Part 1/Vol 1 novel ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oke akhirnya, 2 chapter akhir yang akan mengakhiri Part 1/Vol 1 novel ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point

“Kak Anna, bertahanlah!” Salah seorang
menghampiri Mbak Anna dan memberinya penanganan medis. Dan yang satunya berdiri
melindung Mbak Anna.
“Kau... berani-beraninya kau melakukan
ini kepada Kak Anna” Dia mengangkat kedua tangannya dan mengarahkannya ke
depan. Di depan telapak tangannya mulai keluar bola api yang perlahan semakin
membesar. Bola api itu terus membesar dan terus membesar sampai ukurannya
hampir memenuhi lorong.
Monday, July 16, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Semakin dekat dengan akhir.
2 chapter lagi, Vol.1 dari novel ini bakalan tamat dan akan di lanjutkan di vol.2 nanti yang akan diberi judul Arc White.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Beberapa hari kemudian, persiapan untuk
penyeranganpun selesai. Empat pasukan Divisi sudah dikerahkan untuk menyerang
gedung les yang sudah tidak terpakai tersebut. Divisi 4 dan Divisi 5 bertugas
untuk menyerang dari depan, sedangkan Divisi ke-7 dan ke-6 bertugas menyerang
dari belakang.
Monday, July 9, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Yak, arc ini semakin mendekati akhirnya.
Sekitar 3 atau 4 chapter lagi, Vol.1 dari novel ini bakalan tamat dan akan di lanjutkan di vol.2 nanti yang akan diberi judul Arc White.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yak, arc ini semakin mendekati akhirnya.
Sekitar 3 atau 4 chapter lagi, Vol.1 dari novel ini bakalan tamat dan akan di lanjutkan di vol.2 nanti yang akan diberi judul Arc White.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point

Dua hari kemudian.
Aku baru saja pulang sekolah dan hendak
akan melepas seragamku lalu menggantinya dengan kaos yang biasa kukenakan.
Disaat aku sedang merapihkan seragam pramukaku dan hendak akan menggantungnya,
tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. Dia terus mengetuk pintu rumahku
sampai aku merespon dengan berkata “Ya, tunggu sebentar.”
Monday, July 2, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
Oke, oke oke...
akhirnya arc panjang ini mencapai salah satu klimaksnya juga.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
akhirnya arc panjang ini mencapai salah satu klimaksnya juga.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Perlahan mulai muncul sebuah suara. Suara
tersebut semakin jelas dan semakin jelas seiring berjalannya waktu. Dimo
menghampiri sumber suara tersebut yang letaknya nampak dari samping gedung. Dia
berpegangan ke pagar beton lalu menengok ke bawah. Kedua matanya langsung
terbuka lebar, pelipis yang berwarna hitam itu menunjukkan rasa tidak percaya
dan rasa terkejutnya. Tepat di hadapannya, ada aku. Aku meluncur kearahnya lalu
mengambil pedangku dari dalam inventori “Leila!” Aku tancapkan pedangku ke pagar
dan meraih pagar tersebut. Dengan gravitasi yang seakan menarik kakiku, aku
memanjat pagar tersebut dan sampai ditempat yang selama ini kutuju.
Monday, June 25, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Aku berhenti di sebuah lampu merah.
Menunggu saat dimana pejalan kaki diperbolehkan untuk menyebrang. Sepatuku yang
sudah penuh dengan air mulai membuatku merasa tak nyaman. Suara dari
mobil-mobil dan motor yang terus saja melintas menyatu dengan suara hujan.
Diseberang jalan, aku melihat ada
seorang perempuan yang berpenampilan sangat mencolok. Dengan mantel tebal,
masker, serta kacamata yang dia pakai membuatnya menjadi pusat perhatian.
Diantara orang-orang yang berkumpul untuk menunggu lampu merah, dialah yang
berpenampilan paling mencolok. Aku tahu siapa dia, tak lain dan tak bukan
adalah Mbak Anna. Entah mengapa dia berpikir dengan penampilannya yang mencolok
itu dapat membuatku tak menyadari keberadaannya. Kenapa dia tak belajar dari
pengalaman sebelumnya?
Lampupun menjadi merah,
kendaraan-kendaraan yang melintas mulai berhenti dan pejalan kaki mulai
melangkahkan kakinya menyebrangi jalan. Kehadiran Mbak Anna membuatku
mengurungkan niatku untuk menyebrang. Sementara pejalan kaki yang lainnya mulai
menyebrang, aku berbelok dan mengambil jalan memutar. Melihat tingkahku, Mbak
Anna langsung menyebrang berlari mengejarku.
Aku mempercepat langkahku—menyamakan
kecepatanku dengan langkah kaki Mbak Anna. Aku tahu bahwa ini adalah salah satu
kesepakatan dengan ERASER, tetapi entah mengapa aku mempunyai firasat buruk
disaat aku melihat Mbak Anna. Aku terus berlari dan terus berlari, dengan
sepatu yang basah dan nafas yang mulai terasa berat, kulangkahkan kedua kakiku
menuju rumah. Namun, tiba-tiba aku tersandung sebuah batu. Akibatnya, payungku
terlepas dari genggamanku dan aku terjatuh.
Monday, June 18, 2018
Yak, akhirnya kita mencapai titik ini juga. Phase 2 dari novel Start Point, yaitu Arc Pararel. Salah satu arc paling panjang yan pernah saya buat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Satu tahun sudah berlalu sejak saat itu
dan dua bulan sudah berlalu sejak perilisan game Start Point keseluruh penjuru
dunia. Game Start Point mendapat sambutan hangat dari pemain dan kritikus.
Dengan gameplaynya yang unik dan memuaskan, game ini langsung menjadi salah
satu game paling populer di seluruh dunia. Servernya yang lancar dan juga
banyak membuat meledaknya jumlah pemain yang ada di dalam game. Bahkan, sudah
beberapa minggu berlalu dan Start Point tetap menjadi topik hangat di media
sosial. Bahkan saat di sekolah.
Ngomong-ngomong, sekarang aku, Zaki,
Sindy, dan Leila sudah menjadi seorang murid SMA. Di kota ini, hanya terdapat
tiga sekolah SMA sehingga membuat kami berempat lagi-lagi satu sekolah. Tapi berbeda
dari sebelumnya, kali ini kami menjadi satu kelas.
Kembali ke topik utama, dengan kacamata
khusus— tidak, dengan GFP atau Google For
Player, aku bahkan bisa melihat banyak pemain dimana-mana. Bahkan aku bisa
melihat salah satu dari mereka yang sedang bertarung di lapangan sekolah.
Melawan seekor monster singa raksasa.
Tetapi
itu bukanlah urusanku.
Monday, June 11, 2018
Sebelum membaca novel ini, sangat disarankan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Start Point
Berhari-hari sudah berlalu, dan sejak
saat itu, Sindy selalu menghindari kami. Tak peduli seberapa keras usaha kami
untuk menemuinya, dia terus saja menghindar. Satu hari, kami bertemu di kantin
sekolah, namun walau kupanggil dia, dia tak menghiraukanku dan berjalan
melewatiku.
“Kurasa, aku harus menemuinya....” Leila
merasa bahwa dialah alasan mengapa Sindy menghindar dari mereka. Dia memintaku
dan Zaki untuk menemuinya dikelas sepulang sekolah “Luka yang dialamiku saat
itu, terasa sangat nyata..... kurasa Sindy juga menyadari itu, dan juga, kurasa
dia menyalahkan dirinya sendiri karena itu.” Aku menarik tas dan berdiri dari
kursiku.
“Tidak. Kurasa, akulah yang harus
menemuinya.”
“Tapi Di—”
“Lagipula, aku adalah teman satu
timnya.” Aku tersenyum dan berjalan keluar kelas.
“Ba-baiklah, ka-kau bisa menemuinya.
Biasanya, dia akan ada ditaman setiap hari minggu. Kau bisa menemuinya disana.”
***
Hari ini adalah hari minggu. Rumahku dekat
dengan taman, kurasa ini adalah sebuah kebetulan yang menguntungkan untukku.
Rumahku dan taman hanya dipisahkan oleh sebuah jalan raya, sehingga aku bisa
melihat aktivitas yang terjadi ditaman hanya dari depan rumah. Aku berjalan
keluar rumah, dan menengok ketaman yang sudah ramai akan pengunjung.