Selamat datang di KnK Land. Mari menguasai dunia bersama kami. Disini kalian bisa menemukan ratusan postingan berbahaya dari penulis-penulis kami. Selamat menikmati situs yang hidup ini.




Friday, August 17, 2018

Caramelt - Chapter 7 (Tamu Tak Diundang)

Chapter 6 (Justice Party Berkumpul)

Suatu hari yang cerah di Kerajaan Mana, Sang Ratu sedang ingin jalan-jalan. "Shiina, aku mau pergi ke luar sebentar", ucap seorang wanita yang anggun. "Anda mau pergi ke mana, Yang Mulia?", tanya Shiina si sekertaris kerajaan. "Aku mau bawa ini juga" ucap Sang Baginda Ratu Mana sambil memegang sebuah gulungan. "Eh, Yang Mulia, untuk apa bawa-bawa itu? Anda tau kan, benda itu gak boleh dibawa-bawa sembarangan?". "Hahahay, suka-suka aku dong. Aku adalah ratu kerajaan ini. Lagipula kau tau kan aku ini kuat apalagi kalau membawa benda ini, hahahay. Justru lebih baik kalau aku membawanya sendiri", ucap Sang Ratu.




Seminggu setelah Drill si manusia bor tertangkap, banyak peristiwa menarik terjadi. Drip kalah melawan seorang pemburu hadiah dan pada akhirnya dia harus diangkat oleh seorang wanita karena mereka sedang dikejar polisi. Selain itu, Justice Party sudah berkumpul dan akan segera melancarkan rencana penyapuan mereka. Lebih menegangkan lagi, Ratu Kerajaan Mana sepertinya mempunyai agenda yang tidak seperti biasanya dengan ditandai oleh dirinya berjalan ke luar istana secara tiba-tiba. Padahal, dirinya adalah tipe orang yang lebih senang diam diri di istana atau di perpustakaan. Dialah Sang Ratu Kutubuku, Ratu Octavia Sakarina. Berkat dirinya dan senjata legendarisnya, Glavdeo yang mewakili pengetahuan; Mana Scroll, Kerajaan Mana menjadi kerajaan yang makmur dengan kemajuan teknologi yang super canggih.


Di suatu tempat di jalan menuju rumah Shelly dari arah Pasar Marina, sekelompok polisi sedang mengejar Drip dan Shelly.

Alex (kepala polisi)  : "Jangan kabur kalian!! Hahaha, akhirnya aku bisa menangkapmu Drip si air."
Shelly : (sambil menggendong Drip yang sedang kecapean) "Sial, Drip. Apa yang harus kita lakukan??! Kalau mereka menangkap kita, citraku sebagai seorang model akan rusak. Penghasilan kita juga akan ikut berkurang."

Alex : "Aku punya senjata baru untuk menangkapmu Drip si air. Aku mempunyai sebuah jaring yang dilapisi oleh zat tertentu yang diimpor langsung dari Philadelpia. Dengan jaring ini, aku bisa menangkapmu."

Shelly : (berkata dalam hati) "Hmm, mungkin aku harus menembak mereka dengan shotgun. Sayangnya aku tidak bisa konsentrasi menembak sambil menggendong seseorang." (sambil berlari)

Trilillit trililit... tiba-tiba ada yang berbunyi.

Salah satu anak buah Alex : (sambil memegang sebuah kartu dan menaruhnya pada telinga) "Halo? Hmm.. Ya, ya, baik pak. Okey, delapan enam!! Siap!!." (setelah berbicara lewat Phone Card, dia memberikan Phone Card yang ditelinganya tersebut kepada Alex) "Pak Alex, ini ada telepon dari pusat."

Alex : "Apa? Di saat seperti ini?" (mengambil telepon) "Ya Halo? Ada apa gerangan? Apa? Kembali ke markas utama? Tapi aku sedang sibuk disini. Hah? Perintah langsung dari Yang Mulia? Kalau begitu baiklah." (melemparkan Phone Card tadi ke anak buahnya) "Semuanya berhenti!! Kita harus kembali ke markas!! Ini perintah langsung dari istana!!" dalam hati: "Apa yang direncanakan oleh Baginda Ratu kali ini?"

Para polisi tersebut pun pergi dan tidak jadi mengejar Drip.

Shelly : "Hei Drip, lihat! Aneh skali, mereka pada pergi. Apa yang terjadi yah? Hmm, sebaiknya kita pulang dulu dan istirahat, Drip. Aku capek lari sambil menggendongmu apalagi sambil bawa shotgun."


Di ruangan Justice Party..

Inteo : "Oke semuanya. Aku sudah menyusun rencana dengan matang-matang. Sepertinya penyapuan Mana Utara ini sangatlah mudah. Kemungkinan rencana ini berhasil 87,50%"

Kyle : "87,50%? Tidak seperti biasanya. Padahal biasanya sekitar 95 persenan."

Robson : (sambil merokok) "Ya, gitulah, bocah kecil ini makin lemah karena banyak main game hahaha."

Aporna : "87,50%, bukannya ini cukup besar yah?"

Adruga : "Tidak, tidak. Aku yakin dengan pasti rencana Inteo akan berhasil 100%. Selama ini, rencana kita tidak pernah gagal di kerajaan lain. Akan tetapi, aku heran saja, kenapa sekarang bisa 87 persenan padahal biasanya 90%-an ke atas padahal penjahat disini hanya 3 orang bahkan sebelumnya kita bisa menghabisi 10 bos penjahat dalam seharian."

Kyle : "Iya, benar sekali. Ditambah lagi kita sudah menangkap beberapa anak buah dari si pria bercakar. Kok bisa kemungkinan berhasil kita menjadi lebih kecil dari biasanya?"

Inteo : "Menangkap penjahat memang sangat mudah. Akan tetapi, kerajaan ini sangat berbeda dengan kerajaan yang pernah kita lalui sebelumnya."

Adruga : "Berbeda? Apa bedanya?"

Aporna : "Tentu saja berbeda karena Kerajaan Mana adalah salah satu dari empat kerajaan besar. Dalam kerajaan besar seperti ini sangat sulit menangkap penjahat meski sedikit."

Inteo : "Benar sekali apa yang dikatakan Aporna. Akan tetapi, bukan itu yang kukhawatirkan sebenarnya. Yang kukhawatirkan justru hal yang berbeda"

Robson : "Trus apa itu? Katakanlah langsung bodoh! Jangan buang-buang waktu!"

Inteo : "Cih! Diam kau Roby! Ini baru saja mau kubilang. Hmm, hal yang kukhawatirkan dari kerajaan ini adalah perilaku dari ratunya yang sedikit aneh."

Aporna : "Apa maksudmu, Inteo? Ada apa dengan ratu kerajaan ini? Bukannya beliau adalah ratu yang baik?"

Inteo : "Benar sekali, tidak bisa dipungkiri, dia adalah ratu yang baik dan sangat hebat. Akan tetapi, dibalik itu semua, dia mempunyai aura monster yang terselubung."

Kyle : "Aura monster terselubung? Apa maksudmu?"

Inteo : "Maksudku, dia punya kemampuan yang sama seperti monster. Meskipun dia bukan penjahat, dia adalah orang paling berbahaya di kerajaan ini. Tentu, kalian sudah tahu kan tentang Glavdeo?"

Robson : (sambil menghisap rokok) "Glavdeo itu, kan? Aku tahu, dia juga salah satu pemegangnya."

Aduga : "Glavdeo yang dipegang oleh Ratu Octavia itu diberi julukan 'Mata Dadu Yang Melihat Segalanya'. Julukan ini pastinya bukan tanpa alasan."

Inteo : "Benar sekali, Glavdeo yang dipegang oleh Octavia bukanlah senjata yang digunakan dalam pertarungan adu kekuatan. Akan tetapi, senjata yang dipegangnya adalah senjata yang digunakan untuk adu strategi, mengenali situasi, bahkan bisa digunakan untuk mengatur situasi dengan kekuasaan yang dimilikinya. Senjata tersebut adalah senjata yang berbentuk gulungan yang berisi berbagai macam informasi secara acak dari seluruh dunia. Setiap hari, dia selalu mencatat informasi yang tertulis di gulungan tersebut bersama sekertarisnya lalu menyimpannya di tempat khusus yang ada di perpustakaan kerajaan. Dengan menggunakan informasi tersebut dikombinasikan dengan kecerdasannya, dia tidak lain dan tidak bukan adalah seorang ratu monster."

Aporna : "Wow, sungguh mengerikan yah. Aku penasaran se-moster apakah raja dari kerajaan besar lain, Siffin, Ekstalia, dan Philadelpia."

Robson : "Tentu saja, kekuatan senjata mereka tidak kalah dengan senjata milik Octavia. Kudengar ada salah satu senjata yang dapat menghancurkan satu negara dalam waktu sekejap. Kekuatan Glavdeo memang sangat mengerikan."

Inteo : "Oke, sekarang waktunya kita membicarakan rencananya."


Di rumah Shelly..

Shelly : "Akhirnya kita bisa sampai di rumah juga, Drip. Aku akan membawamu ke kamar agar bisa istirahat."

Shelly terkejut dan melihat pintu rumah mereka tidak terkunci.

Shelly : "Hmm, aneh sekali. Perasaan, tadi aku menguncinya. Hmm, mungkin aku lupa."

Drip : "Huehue" (terlihat capek sambil menjulurkan lidah)

Shelly pun masuk ke dalam rumah, lalu menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu, terjadi peristiwa yang mengagetkan. Muncul semacam tentakel panjang berwarna biru. Tentakel tersebut menarik tubuh Drip dari gendongan Shelly. Shelly langsung terkaget-kaget.

Shelly : "Apa? Benda apa ini?"

Suara seorang wanita : "Hahahahay, sudah lama tidak bertemu murid-murid nakalku."

Shelly : "Mungkinkah kau?"

Sang wanita tersebut pun menampakkan diri. Ternyata, dia adalah Ratu Kerajaan Mana, Ratu Octavia Sakarina. Dia memakai topi berbentuk gurita. Topi tersebut mempunyai tentakel dan ternyata tentakel yang menangkap Drip berasal dari topi tersebut.

Shelly : "Bu... Bu Guru Octavia??!"

Octavia : "Hahahay, maaf sudah menyusup ke rumah kalian. Habisnya, aku tau semuanya sih, bahkan resep kunci rumah kalian saja aku tau."

Bersambung...

Chapter 8 (Rencana Penyapuan, Pesta Keadilan)

No comments:

Post a Comment