Selamat datang di KnK Land. Mari menguasai dunia bersama kami. Disini kalian bisa menemukan ratusan postingan berbahaya dari penulis-penulis kami. Selamat menikmati situs yang hidup ini.




Sunday, March 17, 2019

Kacamatanya Pass Buat Kamu:)


   Hujan kini sering tak kunjung turun, walau sudah musimnya. Rindu sejukmu sudah terasa, sabarpun diuji di kala panas menerjang. -nosstress


   Cinta ini mungkin akan telat mekar dari biasanya. Sebab pertengahan bulan ketiga telah tiba. Waktu yang tepat untuk berleha-leha tanpa memikirkan apa-apa. Kecuali dirimu. EAAA HAHAHAHAHA. Hati ini sudah jatuh pada sasaran yang tepat. Wanita berkacamata, tidak tebal tapi pass dikenakan. Sejauh yang aku perhatikan baru-baru ini kau mengenakannya, kemarin-kemarin engga kan! Matamu memangnya bermasalah? Kenapa? koo bisaa? Keseringan main PUBG ya? atau mengerjakan tugas kelompok MTK? Jangan sering-sering main hp aah. Kasian mata kamu, nanti minusnya nambah. Kasian juga wajah kamu, nanti jika kacamatamu dilepas, mata kamu jadi sipit, gapapa sih tambah lucu sebenarnya hehehehee :)


   Satu per satu wanita tersingkirkan yang akhirnya meninggalkan satu. Yang paling pas dengan kriteria. Pass bukan berarti yang terbaik. Tapi, bukan juga yang terendah ataupun tertinggi. Intinya pass lah, susah dijabarkan seperti apa dirimu. Mungkin jika aku membuat puisi, aku pasti sudah menuliskan diksi-diksi terbaik yang pernah aku miliki. Umpatan yang paling pass mewakili perasaan ini ke dirimu adalah "kacamatanya cocok buat kamu, jangan biarkan terlepas nanti pesonanya memudar" Waktu yang pass melihatmu adalah ketika sedang melamun dalam alunan lagu Barat yang tertutupi earphone kesayangan. Pass, tidak kalah dari senja yang belakangan ini sering aku lihat di beberapa instastory teman yang mencoba lebih puitis. Segala keindahan tumpah ruah dalam satu momen, langka. Hamparan kefokusan menguasai pikiran, tak pernah terlewatkan, menunggu momen yang pass untuk diabadikan. Diam, pelan,mengendap, waspada, awas ketahuan. Bisa mati kutu jika tertawan. bisa merusak citra tentang anak urakan di sekolahan. Pura-pura tidak tahu saja kamu, biar aku merasa kesenangan.


   Kesibukanmu yang kadang membuatku menjauh sedikit demi sedikit. Sedikit demi sedikit menepi dan akhirnya hanya diam diseutas tali. Diam tak bergerak, diam tak mendekat. Mau bagaimana lagi, sibukmu mengantarkanmu pada pandangan yang sempit. Bagaimana tidak, sibukmu membuatmu menjadi robot, yang rela diatur oleh pengatur. Bagaimana aku bisa mendapatkan, jika waktu luang saja kamu tidak mendapatkan. Sabarr yaa, perspektif bodoh itu akan berlalu. Mungkin kamu harus memiliki kacamata hati untuk memperbaiki perasaanmu, yang minus atau plus. Atau mungkin prasangka ku yang terlalu buruk, menilai kamu yang mulai sibuk. Mungkin benar, aku yang lebih tepat memakai kacamata hati, sifat ini harus diperbaiki juga perkataan ini. Sebab, kadang kala mulut ku sering tidak mau mengaku jika aku sedang menyukaimu. Demi, aku suka berbohong akhir-akhir ini. Merasa bodoamat, saat ditanya sama siapa aku dekat, jawaban cuek yang keluar tapi jitu untuk mempertahankan pertemanan. Maaf ya, ini cara terakhir untuk mengultimatum perasaan yang sudah jarang mendapat dambaan. Kamu, masih belum sadarkan? Sama, aku juga udah ga sabar! Ga sabar ingin menyadarkanmu! Sadarlah! Sudah terlalu lama bersabar! Rasa ini sudah besar! Tapi aku mohon jangan disebar, takut nanti pudar.

 

    Kesibukan, ketikan, teriakan, perakitan hingga kesakitan adalah hal yang sering aku perhatikan disaat waktu luang. Waktu dimana peluang datang tanpa ada sebuah percobaan. Sialan, aku kelewatan, sudah terlalu jauh berlari di belakang pesaing-pesaing di luar sana. Sebuah lomba yang seharusnya belum dimulai tapi akhirnya sudah tau siapa pemenangnya. Pemenang merebut hati seseorang yang tak menyadari dirinya sedang dilombakan. Kasihan, kasihan para pesaing lain yang tak kamu kasih kesempatan. Kasihan, kasihan dirimu yang dipaksa memilih satu dari beberapa pilihan. Tenang, santai, bijaksana, aku percaya yang akan kamu lakukan. Tak perlu panik, muka kamu malah tambah manis jika panik. tenang dan santai saja, wanita selalu benar koo. Aku berharap kamu tau yang pass dikenakan itu siapa, jikalau bukan aku akhirnya, tak apa, kamu tetap cantik koo dengan kacamatamu. Jangan lupa Berdamailah dengan sibukmu dan menjauhlah dari apa yang mengganggumu. Jika salah satunya aku, katakanlah, aku mungkin luluh dan menyerah, mengibarkan bendera putih dan sesegera mungkin pergi. Sampai jumpa, sudah tiba waktunya, berkelana mencari harta paling berharga. Menjelajah ke penjuru kota ,mencari pengganti sementara. Menjarah seluruh kota, mencari yang setara. Menjadi raja di satu kota, mengambil harta yang paling sempurna. Hahahahaaa terlalu melondramatik yaa. Palingan juga aku akan kembali atau aku pasti akan kembali. jangan pernah merindu, tunggu aku saja. Dahh..


   Ketuk pintu, lepas sepatu, matikan lagu, nyalakan lampu dan ucap apa yang ingin dibantu, jangan rancu, langsung ke poin yang dituju. adalah tatacara untuk bertamu, untuk sesekali mengobati rindu. Jangan lupa bawa kacamatamu, taruh di meja. Jika kau mengizinkannya, aku ingin sekali memakainya. Cukup sekali ini saja, aku sudah siap bermimpi menjadi penulis terbaik, dengan cerita-cerita yang tak melulu tentang cinta. Tapi, apa aku siap? menjadi seseorang berkacamata yang membawa sebilah buku kemana-mana, menunggumu saja sudah muak rasanya. Memang, aku ini ingin enaknya saja. Pantas, selama ini hidupku biasa-biasa saja, tidak sedih tapi tidak juga terlalu gembira. Ehh tapi pass yaa. Hidup bukannya memang seperti itu, sesuai porsinya saja. Tak mewah tapi sederhana, tak monoton tapi nikmat dilakon. tidak murung mulu tapi enak saat dijalani dulu. Uuuuh nikmatnyaa. memang, wanita adalah candu untuk beberapa orang yang mengedepankan gengsi semata. Takut dibilang ini lah, itu lah, anu lah, gini lah, gitu lah, banyak lah, halah bct. Padahal hidup ini benar-benar sederhana, sayang mereka sendiri yang merumitkannya dengan urusan wanita. Semoga tak ada lagi orang yang berpikir seperti itu di dunia. Entah berapa lama harus merubah pandangan orang maniak seperti itu. Mencintai itu secukupnya saja, menyayangi itu sekedarnya saja. Bila  dirasa masih kurang, ambil sisa-sisa kebahagiaanku di masa lalu, jika masih kurang juga, mungkin orang itu kurang bersyukur. Benar-benar kurang bersyukur. Bahagia itu secukupnya, sedih itu seperlunya, jangan diperumit, jangan dipersempit, jika tak ingin dicap parasit, Lakukan yang terbaik, bukan menjadi sosok sok terbaik.


  Terakhir... 
 Saran aku sih ke kamu satu, pasang trus kacamatanya biar tambah cantik, manja,manis,lucu gimana gitu. Jaga baik-baik kacamatanya jangan biarkan terjatuh, retak, pecah atau hilang. Takut nanti penglihatanmu kurang baik, melihat siapa yang akan menjagamu baik-baik.

 Pertanyaan aku ke kamu sih cuman satu, cocok ga sih aku pakai kacamata kamu? Kalau cocok, boleh tuh kita saling melengkapi. Nanti, kamu aku tulisin puisi, kamu siapin aku hati. Bersama, kita akan buat tulisan lagi, yang lebih berarti dan syarat akan gengsi. Mari mencoba, aku yakin harapan kita sama.

 Harapan aku sih ke kamu cuman satu, semoga aku bisa benar-benar memakai kacamata kamu. Berdebat tentang mau kemana tulisan ini diarahkan, Nirmala. Percuma panjang lebar kalau kamu sendiri ga nyadar. Sadarlah, aku sudah sabar, dengan hanya berharap satu, memakai kacamata kamu. Besok, lusa, atau sewindu lagi. Semoga, yaa. Yaa, semogaa :)


   Semoga ya, malam ini. Lebih baik dari malam kemarin. Bersama bulan kan ku temukan, kamu yang ku rindukan. -nosstress


Bersambung...




Raihan Immadu
Pamulang, 17 Maret 2019
Selamat membaca
Semoga membahagiakan

No comments:

Post a Comment