Selamat datang di KnK Land. Mari menguasai dunia bersama kami. Disini kalian bisa menemukan ratusan postingan berbahaya dari penulis-penulis kami. Selamat menikmati situs yang hidup ini.




Tuesday, January 22, 2019

Tren desain grafis, yang akan datang 2019

Mengidentifikasi tren yang terjadi dalam suatu periode tertentu barangkali adalah pekerjaan mudah bagi sebagian orang. Terutama bagi mereka yang memang rela mengikuti arus zaman. Pengertian tren itu sendiri pun bermacam-macam. Diskursus mengenai tren sebagai sebuah fenomena telah menjadi bagian dari tren itu sendiri. Sebagian orang berpendapat, bahwa tren itu ibarat letupan. Ia hanya muncul sesekali, dan unik setiap zamannya. Terlepas dari mana kita menilainya, ada satu hal yang pasti, yaitu tren (sewaktu-waktu) pasti berlalu.

Berakhirnya tahun 2018 kemarin barangkali juga akan turut menandakan berakhirnya tren-tren desain yang terjadi di tahun 2018. Kita sudah melihat banyak sekali desain-desain inovatif yang mendobrak batasan di tahun 2018. 

Lantas, tren seperti apa lagi yang akan mendominasi dunia desain grafis di tahun 2019 ini?


1. Hancurnya Stereotip

Dalam dunia desain dan/atau ilustrasi, ada satu tren desain menonjol di tahun 2018: di mana sosok perempuan lambat laun mulai direpresentasikan dengan cara dan melalui sudut pandang yang lebih dinamis dan bervariasi. Banyak dari desainer dan ilustrator memiliki kesadaran untuk mengeksplorasi makna yang lebih mendalam dari sekedar representasi kuno perempuan sebagai obyek, mulai dari isu-isu gender sampai politik tubuh (body politics).

Menurut pakar desain asal Inggris, Alex Thursby-Pelham, tren desain ini disinyalir akan tetap bertahan di tahun ini, bahkan di tahun-tahun selanjutnya. “Zaman kini telah berubah. Perspektif yang segar dan bermacam-macam adalah yang kita butuhkan saat ini. Karikatur perempuan yang seksis dan rasis kini tidak lagi hanya ditanggapi orang-orang dengan enteng, tapi dengan tanggapan yang keras dan serius.” Tukas Thursby-Pelham.

2. Gradasi Warna

Kemajuan teknologi layar dalam beberapa tahun terakhir yang semakin tepat dan tajam, telah membuat banyak desainer beranggapan bahwa tahun 2018 kemarin adalah puncak dari “tahun gradasi”. Penemuan HTML5 yang saat ini sudah didukung banyak platform membolehkan para desainer untuk secara mudah memasukan kode gradasi ketimbang membuatnya secara manual dan terpisah.
Menurut Mitchell Nelson seorang pakar kreatif tahun 2019 ini, akan ada lebih banyak lagi tren desain yang mengandalkan gradasi duotone dibandingkan warna-warna datar. Penerapan semacam ini akan lebih memberikan kesan yang elegan dan high-tech, juga menambah kesan multi-dimensi (terlihat tiga dimensi). Desain multi-dimensional yang terlihat “hidup” di atas layar datar elektronik (sebagai pengganti medium konvensional seperti kertas) bisa jadi adalah salah satu alasan kuat popularitas tren desain dengan gradasi semakin naik di tahun ini.

3. Simplisitas

Tren desain yang sederhana dan tepat guna dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meluas dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat. Terlebih lagi, melihat semakin banyak orang menggantungkan dirinya pada kemampuan aplikasi smartphonedan website, tren ini justru akan mengalami perluasan yang semakin cepat.

Para pengguna sudah terbiasa dengan desain interface yang datar dan bersih dalam aplikasi yang mereka gunakan sehari-hari. Sudah sewajarnya pula apabila banyak perusahaan-perusahaan besar mulai tertarik dan memilih untuk mengikuti tren desain ini untuk kepentingan branding.

5. Tipografi

Kita mengalami suatu tren yang amat kentara dalam dunia desain: pemilihan tipografi yang semakin canggih dan inovatif. Gaya serif disinyalir akan kembali menjadi perhatian, setelah sebelumnya sempat dihindari, kalah populer dengan gaya sans serif yang lebih sederhana dan cut-to-the-chase.
Sementara, semakin banyak desainer mencurahkan kepribadian mereka ke dalam font yang mereka buat sendiri. Beberapa menggunakan pendekatan ‘brutalis’ dengan memperbesar atau bahkan memotong font secara asimetris, menimbulkan efek glitchyang mentah dan disruptif. Pendekatan semacam ini tentu cenderung lebih eksperimental jika dibandingkan dengan tren-tren desain tipografi ini sebelumnya. Tren ini juga sejajar dengan keinginan para desainer dan brand yang semakin menginginkan ‘karakter’ dalam type dan logo yang mereka buat.

No comments:

Post a Comment